Keutamaan Salat 5 Waktu
Apakah kamu mencari motivasi atau alasan untuk salat wajib 5 waktu? Atau penasaran kenapa banyak yang terus melakukan salat 5 waktu yang fardu itu dan tidak pernah meninggalkannya? Artikel ini ditujukan kepada para pelajar yang galau atau tidak semangat dalam melaksanakan salat.
Saudaraku! Sebagai seorang muslim, salat 5 waktu adalah sebuah kewajiban per orang, tidak dapat diwakilkan oleh orang lain. Salat sangat spesial. Beberapa ibadah ada yang menjadi kewajiban per orang, tapi jika tidak mampu maka boleh digantikan ibadah yg lain. Atau yang menjadi kewajiban per kelompok, sehingga bisa diwakilkan dengan seorang untuk mewakili yang lainnya.
Salat menempati posisi kedua dalam Islam setelah syahadat. Salat memiliki kedudukan yang sangat agung dibanding ibadah yang lain. Semua orang Islam wajib per orang untuk melaksanakan salat 5 waktu dalam sehari. Yaitu Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib, Isya. Semuanya telah ditentukan waktunya. Hendaknya dikerjakan di awal waktu. Di mana pun berada, salat tetaplah kewajiban seorang muslim kepada Rabb-nya. Kewajiban sepanjang masa semenjak ia baligh.
Walau begitu, seorang anak sudah diajarkan dan dibiasakan untuk salat 5 waktu dari umur 7 tahun. Berbeda dengan ibadah yang lain misalnya zakat, ibadah paling agung setelah salat. Zakat hanya wajib kepada orang yang telah mencapai batasan harta tertentu dan seorang muslim tidak diharuskan berusaha untuk menjalankan ibadah zakat melainkan mengikuti batasan apakah hartanya sudah sampai atau belum.
Sebagai ibadah nomor 2 di agama Islam maka ganjarannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Ambillah di antara ibadah termudah seperti berzikir dengan mengucapkan subhanallahu wa bi hamdihi dan subhanallahil azhim. Rasulullah ﷺ bersabda,
“Dua kata yang dicintai Yang Maha Penyayang, ringan di lidah, berat di timbangan: Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung.”
Ibadah mudah lainnya seperti tersenyum dan wajah berseri ketika bertemu dengan saudara. Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tersenyum pada saudaramu adalah sedekah”
Cukuplah dalil-dalil berikut akan keutamaan salat 5 waktu:
“Islam dibangun di atas lima perkara, syahadat, bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah; mendirikan shalat; membayar zakat; puasa Ramadhan; dan menunaikan haji ke Kabah.”
“Salat lima waktu dan Salat Jum’at ke Jum’at berikutnya merupakan penebus dosa yang ada di antara keduanya, selama dosa besar tidak dilakukan.”
“Salat lima waktu merupakan penebus dosa yang ada di antara keduanya”.
“Apa pendapatmu jika seseorang di depan tempat tinggalnya terdapat sebuah sungai, ia mandi 5 kali sehari, apakah masih tersisa kotoran dari tubuhnya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa kotoran sedikitpun.” Rasulullah ﷺ bersabda kemudian, “Begitu pula salat 5 waktu. Dengannya, Allah akan menghapus semua kesalahan.”
“Barangsiapa yang berwudhu untuk salat, berwudhu dengan baik, kemudian berjalan menuju salat wajib dan salat bersama berjamaah, atau di masjid, maka dosanya akan diampuni.”
“Malaikat-malaikat itu bergantian di antara kamu di malam hari dan dengan malaikat-malaikat di siang hari. Mereka berkumpul pada saat salat Subuh dan salat Asar, kemudian malaikat malam naik, dan Allah bertanya kepada mereka: “Bagaimana kamu meninggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka berkata: “Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang shalat, dan Kami mendatangi mereka ketika mereka sedang shalat.”
Atas dasar hadis-hadis tersebut, seorang muslim tidak sampai meninggalkan salat wajib. Paling ujung adalah dengan menggantinya di luar waktunya, tapi tidak sampai meninggalkannya sama sekali.
Ibadah salat 5 waktu dijadikan pembatas antara muslim dan non muslim. Juga menjadi identitas seorang muslim yang taat dengan yang hanya Islam sebatas pengakuan semata. Apalagi jika dilaksanakan di masjid dan berjamaah di awal waktu. Untuk yang terakhir ini ada ganjaran yang berkali-kali lipat yang membuat seorang muslim yang senantiasa mengingat akan hal itu tentu tidak mau melewatkannya. Berikut dalil-dalil tersebut.
Dengan pahala sebesar itu apakah seorang muslim bisa merasa cukup? Jawabannya adalah tidak. Mengapa? Sederhananya, kita semua tidak tahu seberapa banyak kesalahan kita dalam sehari yang kita perbuat. Kadang kita tidak sanggup untuk menjaga lisan yang kita sudah ketahui sendiri apa yang hendak kita ucapkan. Tapi karena bawaan suasana dan kondisi, kemudian kita berharap tidak melakukannya kala itu atau bertekad tidak mengulanginya lagi nanti.
Karena itu, segala peluang ibadah harusnya dimanfaatkan oleh seorang muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, karena setiap orang tahu siapa dirinya di kala sendiri.
Hadis-hadis di atas diambil dari kitab Sahih Targhib wa Tarhib karya Syaikh Nasiruddin Al-Albani. Diterjemahkan secukupnya oleh penulis dengan Google Translate.